PapuaTengah (IReportase) – Pesawat penerbangan sipil milik Susi Air dilaporkan dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Tak hanya itu, pilot dan penumpang pesawat juga disandera. Kini, Susi Air masih menanti kabar mereka yang disandera.
Baca juga :
Pasca Penangkapan Lukas Enembe, Polri Minta Masyarakat Tetap Kondusif
Gempa Turki-Suriah Tercatat 5 Ribu Meninggal
Kuasa hukum maskapai penerbangan Susi Air, Donal Fariz, mengatakan pihaknya masih belum mengetahui nasib pilot dan enam penumpang maskapai tersebut yang hingga kini disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pesawat Susi Air dilaporkan dibakar oleh KKB di Lapangan Udara Paro di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Tengah, Selasa (7/2/2023). Bukan hanya membakar pesawat. KKB juga menyandera pilot dan enam penumpang Susi Air.
“Kami belum mendapatkan perkembangan terbaru. Karena memang tidak ada kontak dan komunikasi dengan siapa pun,” katanya kepada VOA.
Menurut Donal, pilot yang disandera oleh KKB merupakan warga negara Selandia Baru bernama Phillips. Sedangkan, enam penumpang yang turut disandera oleh KKB terdiri dari lima orang dewasa dan satu bayi.
“Kami belum mendapatkan kepastian (kabar) apakah penumpang yang jumlahnya enam orang juga ikut disandera. Total di dalam pesawat ada enam orang. Lima orang dewasa dan satu bayi. Itu daftar manifes yang ikut di luar pilot,” ungkapnya.
Berdasarkan keterangan Susi Air, penyanderaan itu berawal saat pesawat yang terbang dari Mimika tersebut mendarat di Lapangan Udara Paro, Nduga, sekitar pukul 06.35 WIT. Namun, setelah mendarat pihak Susi Air kehilangan kontak dengan pilot pesawat tersebut.
“Dua jam kemudian Susi Air menggunakan SOP keselamatan untuk mencari tahu titik terakhir pesawat tersebut. Memang berada di landasan pacu pesawat,” ucap Donal.
Selanjutnya, Susi Air mendapat informasi bahwa pesawat tersebut telah dibakar oleh KKB. Tak sampai di situ, KKB juga turut menyandera pilot dan penumpang pesawat itu.
“Kebakaran itu karena kelompok tertentu mengatasnamakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau KKB melakukan pembakaran tersebut dan menyandera pilot Susi Air,” jelas Donal.
Saat ini Susi Air telah berkoordinasi dengan otoritas berwenang untuk mencari tahu keberadaan pilot dan penumpang yang disandera KKB. Susi Air pun berharap agar TNI-Polri segera mencari keberadaan para tawanan yang disandera KKB.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan yang dibantu Satgas Damai Cartenz. Menurutnya, kepolisian memiliki hambatan terkait minimnya alat telekomunikasi di lokasi kejadian. Daerah tersebut sampai saat ini juga belum terisi oleh fasilitasi oleh satuan yakni TNI maupun Polri.
“Peristiwa hilang kontak dengan pesawat Susi Air sampai saat ini masih penyelidikan oleh pihak polres karena keterbatasan akses telekomunikasi di sana,” kata Benny melalui keterangan tertulisnya, Selasa (7/2/2023) malam.
Selanjutnya, Polres Nduga masih melakukan konsolidasi guna mempersiapkan upaya untuk turun ke Distrik Paro dan mengungkap kondisi dari pada pilot.
“Saat ini masih dalam pendalaman terkait kebenaran informasi itu. Hal ini lantaran sulitnya komunikasi di daerah itu, sehingga banyak muncul isu yang berkembang. Ini perlu adanya kepastian. Bisa saja pilot dan penumpang pesawat ditampung oleh masyarakat. Karena pesawat yang digunakan memang sudah terbakar dan tidak ada alat angkut menuju Timika,” jelas Benny.
Terpisah, KKB atau biasa disebut Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) bertanggung jawab atas pembakaran pesawat dan penyanderaan tersebut.
Berita & Foto : VOA
Editor : Heru Fachrozi