Turki (IReportase) – Para petugas penyelamat di Turki dan Suriah pada Selasa (7/2/2023) bekerja untuk mencari penyintas yang terkubur di tengah puing-puing gedung yang runtuh akibat gempa kuat yang mengguncang kawasan itu pada Senin (6/2/2023) dan menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Setelah suhu turun mendekati titik beku pada Senin (6/2/2023) malam, pada Selasa (7/2/2023) terjadi lagi gempa lebih dari 20 kali dengan kekuatan sedikitnya 4,0 pada skala Richter di daerah perbatasan antara kedua negara.
Baca juga :
Lukas Enembe Akhirnya Ditangkap KPK
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan dukungan bagi rakyat Turki dan Suriah dalam momen kesedihan yang tak terperi ini, dan mengatakan jumlah korban tidak menggambarkan kesedihan dan kehilangan yang dialami keluarga saat ini yang telah kehilangan ibu, ayah, putra dan putri di bawah reruntuhan – atau mereka yang tidak tahu apakah orang yang mereka cintai masih hidup atau sudah mati.
Berbicara pada pertemuan WHO di Jenewa, Tedros mengatakan organisasinya mengirimkan penerbangan carter ke kedua negara dengan membawa pasokan medis. Ia juga mengatakan organisasi itu akan bekerja untuk membantu mereka dalam masa pemulihan dan pembangunan kembali.
Badan penanggulangan bencana darurat Turki mengatakan sedang melakukan operasi melalui jalan darat dan udara untuk membawa pasokan dan petugas ke daerah-daerah yang terdampak gempa. Upaya tersebut didukung oleh badan-badan bantuan dan pemerintah asing yang semakin banyak mengirimkan tim-tim dan sumber daya ke kawasan itu.
Berita & Foto : VOA
Editor : Heru Fachrozi